Januari 31, 2025

Usai

    Pernahkah kamu memperhatikan bunga yang perlahan-lahan kehilangan kelopaknya? Dulu dia mekar dengan begitu indah, menyebarkan keharuman, membuat siapa saja yang melihatnya tersenyum. Tapi sekarang, dia mulai merunduk, warnanya memudar, kelopaknya jatuh satu per satu. Seolah dia tahu, masanya hampir habis. Tapi tidak ada kesedihan di sana, tidak ada penyesalan. Bunga tidak pernah menolak takdirnya. Dia hanya mengikuti alur yang sudah ditentukan.  

    Bunga itu seperti manusia. Kita semua memiliki waktu untuk mekar, untuk bersinar, untuk berada di puncak kehidupan. Ada masa di mana kita merasa begitu penuh dengan energi, begitu berarti, dikelilingi oleh orang-orang yang mengagumi kita, yang merasakan kehadiran kita. Tapi seperti bunga yang tak bisa mekar selamanya, manusia juga punya batas waktunya sendiri. Ada saatnya kita harus merunduk, menyerahkan semuanya pada waktu, membiarkan kehidupan berjalan sesuai jalurnya.  

    Banyak orang takut ketika merasa mereka mulai berubah, mulai kehilangan sebagian dari diri mereka yang dulu bersinar. Tapi bunga tidak pernah takut saat kelopaknya mulai jatuh. Dia tidak panik saat warnanya memudar. Karena dia tahu, dia telah menyelesaikan tugasnya. Dia telah memberikan keindahan pada dunia, dia telah menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Dan meskipun kelopak itu gugur, dia meninggalkan benih yang akan tumbuh menjadi kehidupan baru.  

    Kita pun seperti itu. Kita menjalani kehidupan, memberi cinta, meninggalkan jejak di hati orang lain. Kita mungkin tidak bisa berada di sini selamanya dalam bentuk yang sama, tapi setiap hal yang kita lakukan, setiap kebaikan yang kita sebarkan, akan tetap hidup. Seperti bunga yang layu tapi meninggalkan biji untuk tumbuh kembali, kita juga meninggalkan sesuatu bagi dunia ini, sesuatu yang akan terus berlanjut meskipun kita sudah tidak ada di tempat yang sama.  

    Bunga tidak pernah menyesali waktunya yang singkat. Dia tidak memikirkan berapa lama dia bisa bertahan, karena dia hanya fokus pada bagaimana dia bisa memberi warna pada dunia selama dia masih ada. Mungkin kita juga perlu belajar dari bunga. Belajar bahwa hidup bukan tentang seberapa lama kita bertahan di sini, tapi tentang bagaimana kita menghabiskan waktu yang kita punya.  

    Jadi, saat waktunya tiba, saat kita mulai merasa berubah, saat kita mulai kehilangan sebagian dari masa-masa terbaik kita, jangan takut. Itu bukan akhir, itu hanya bagian dari perjalanan. Kita telah melakukan bagian kita, kita telah mewarnai dunia dengan cara kita sendiri. Seperti bunga yang selesai dengan tugasnya, kita pun akan meninggalkan sesuatu yang tetap hidup, meskipun kita perlahan menghilang dari pandangan.

    Kepergian. Tapi ingat, dia pernah ada di sana.

1 komentar:

Afafiu mengatakan...

Pesanya terseirat ya kak, keren bngt