Ada sesuatu yang selalu terasa akrab setiap kali menatap langit biru. Seperti teman lama yang diam-diam mengingat semua yang pernah terjadi, tanpa perlu kita ceritakan ulang. Langit ada di sana sejak awal, menyaksikan kita tumbuh, berubah, tertawa, menangis, jatuh, dan bangkit lagi. Mungkin itu sebabnya setiap kali kita menengadah, ada rasa tenang yang sulit dijelaskan.
Awan putih yang perlahan melayang di antara birunya langit juga punya caranya sendiri untuk mengingat. Mereka terus bergerak, berubah bentuk, seperti kenangan yang datang dan pergi di kepala kita. Kadang mereka membentuk sesuatu yang familiar, mengingatkan pada masa lalu yang manis. Kadang mereka sekadar mengapung tanpa makna, seperti hari-hari yang berlalu begitu saja. Tapi satu hal yang pasti, mereka tak pernah benar-benar hilang.
Langit pernah melihat kita saat masih kecil, berlarian di bawahnya tanpa beban, tertawa tanpa memikirkan masa depan. Dia menyaksikan kita menatapnya dengan mata penuh impian, membayangkan masa depan yang kita inginkan. Dia juga ada di sana ketika pertama kali hati kita terluka, saat kita diam-diam menatap awan, berharap ada jawaban di antara bentuk-bentuk yang terus berubah.
Awan putih mengingat momen-momen ketika kita berjalan sendirian, dengan pikiran yang berputar tak tentu arah. Mereka pernah menjadi saksi ketika kita berbicara dalam hati, menceritakan rahasia yang tak bisa dibagikan ke siapa pun. Mereka tahu lagu yang kita dengarkan saat sedang sedih, tahu harapan yang kita bisikkan dalam doa yang tak terdengar oleh siapa pun.
Dan di saat-saat tertentu, langit dan awan terasa begitu dekat, seperti mereka sedang berbicara pada kita. Seolah mereka ingin mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa mereka telah menyaksikan begitu banyak cerita dari begitu banyak orang, dan mereka tahu bahwa semuanya akan berlalu, seperti awan yang perlahan terbawa angin.
Kadang kita lupa bahwa kita pernah berdiri di bawah langit yang sama di saat-saat terbaik dalam hidup kita. Bahwa dulu kita pernah tersenyum selebar-lebarnya, pernah merasakan kebahagiaan yang murni. Langit mengingat semuanya. Dia tahu bahwa hari-hari baik akan datang lagi, sama seperti dia tahu bahwa awan gelap pun pada akhirnya akan berlalu.
Jadi, saat merasa sendiri, cobalah lihat ke atas. Biarkan langit biru dan awan putih mengingatkan bahwa kita telah melalui begitu banyak hal dan tetap bertahan. Biarkan mereka membawa kita kembali ke kenangan-kenangan yang indah, sekaligus mengingatkan bahwa masa depan masih luas, seperti langit yang tak berujung. Apa pun yang sedang kita hadapi sekarang, langit tahu, awan mengerti, dan mereka selalu ada di sana, mengingat semua tentang kita.