Februari 01, 2025

Selalu Ada Disana

    Ada sesuatu yang selalu terasa akrab setiap kali menatap langit biru. Seperti teman lama yang diam-diam mengingat semua yang pernah terjadi, tanpa perlu kita ceritakan ulang. Langit ada di sana sejak awal, menyaksikan kita tumbuh, berubah, tertawa, menangis, jatuh, dan bangkit lagi. Mungkin itu sebabnya setiap kali kita menengadah, ada rasa tenang yang sulit dijelaskan.  

    Awan putih yang perlahan melayang di antara birunya langit juga punya caranya sendiri untuk mengingat. Mereka terus bergerak, berubah bentuk, seperti kenangan yang datang dan pergi di kepala kita. Kadang mereka membentuk sesuatu yang familiar, mengingatkan pada masa lalu yang manis. Kadang mereka sekadar mengapung tanpa makna, seperti hari-hari yang berlalu begitu saja. Tapi satu hal yang pasti, mereka tak pernah benar-benar hilang.  

    Langit pernah melihat kita saat masih kecil, berlarian di bawahnya tanpa beban, tertawa tanpa memikirkan masa depan. Dia menyaksikan kita menatapnya dengan mata penuh impian, membayangkan masa depan yang kita inginkan. Dia juga ada di sana ketika pertama kali hati kita terluka, saat kita diam-diam menatap awan, berharap ada jawaban di antara bentuk-bentuk yang terus berubah.  

    Awan putih mengingat momen-momen ketika kita berjalan sendirian, dengan pikiran yang berputar tak tentu arah. Mereka pernah menjadi saksi ketika kita berbicara dalam hati, menceritakan rahasia yang tak bisa dibagikan ke siapa pun. Mereka tahu lagu yang kita dengarkan saat sedang sedih, tahu harapan yang kita bisikkan dalam doa yang tak terdengar oleh siapa pun.  

    Dan di saat-saat tertentu, langit dan awan terasa begitu dekat, seperti mereka sedang berbicara pada kita. Seolah mereka ingin mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa mereka telah menyaksikan begitu banyak cerita dari begitu banyak orang, dan mereka tahu bahwa semuanya akan berlalu, seperti awan yang perlahan terbawa angin.  

    Kadang kita lupa bahwa kita pernah berdiri di bawah langit yang sama di saat-saat terbaik dalam hidup kita. Bahwa dulu kita pernah tersenyum selebar-lebarnya, pernah merasakan kebahagiaan yang murni. Langit mengingat semuanya. Dia tahu bahwa hari-hari baik akan datang lagi, sama seperti dia tahu bahwa awan gelap pun pada akhirnya akan berlalu.  

    Jadi, saat merasa sendiri, cobalah lihat ke atas. Biarkan langit biru dan awan putih mengingatkan bahwa kita telah melalui begitu banyak hal dan tetap bertahan. Biarkan mereka membawa kita kembali ke kenangan-kenangan yang indah, sekaligus mengingatkan bahwa masa depan masih luas, seperti langit yang tak berujung. Apa pun yang sedang kita hadapi sekarang, langit tahu, awan mengerti, dan mereka selalu ada di sana, mengingat semua tentang kita.

Novel Tua

 

    Pernah nggak sih, kamu nemuin buku lama yang udah berdebu di rak, terus iseng membukanya dan tanpa sadar malah terjebak di dalam ceritanya? Ada sesuatu yang magis dari novel jadul. Kertasnya mungkin sudah menguning, huruf-hurufnya sedikit memudar, tapi isi ceritanya tetap hidup. Kadang kita baca tanpa ekspektasi, cuma sekadar ingin mengisi waktu, tapi tiba-tiba ada kalimat yang terasa begitu dekat, seperti buku itu tahu persis apa yang kita alami.  

    Novel-novel lama punya cara tersendiri untuk menyampaikan kisahnya. Nggak semua bahasanya seformal buku zaman sekarang, tapi justru di situlah letak pesonanya. Kata-kata yang digunakan mungkin terasa kuno, tapi maknanya tetap bisa kita rasakan. Mungkin ada tokoh yang sifatnya mirip kita, atau konflik yang mengingatkan pada sesuatu yang sedang kita hadapi. Rasanya seperti menemukan diri sendiri di dalam halaman-halaman yang usianya lebih tua dari kita.  

    Lucunya, kadang novel jadul juga bisa bikin kita sadar bahwa hidup ini nggak banyak berubah. Masalah yang dihadapi orang-orang di masa lalu ternyata masih sama seperti yang kita hadapi sekarang—tentang cinta, kehilangan, pencarian jati diri, harapan, atau mimpi yang terasa mustahil. Mungkin tokohnya hidup di era yang berbeda, tapi perasaannya tetap relevan. Ada sesuatu yang menenangkan dari menyadari bahwa kita bukan satu-satunya orang yang pernah merasakan hal-hal itu.  

    Ada kalanya kita merasa tersesat, nggak tahu harus bagaimana, atau mempertanyakan arah hidup kita. Lalu, di suatu halaman, ada satu paragraf yang seolah berbicara langsung dengan hati kita. Seakan-akan penulisnya tahu bahwa suatu hari nanti, seseorang seperti kita akan membaca kata-kata itu dan menemukan sedikit jawaban. Mungkin itulah keajaiban buku—mereka menyimpan pesan dari masa lalu yang tetap bisa menyentuh kita hari ini.  

    Baca novel jadul juga seperti ngobrol dengan seseorang yang udah lama pergi, tapi meninggalkan cerita yang masih bisa kita dengarkan. Penulisnya mungkin sudah nggak ada, tapi pikirannya tetap hidup dalam setiap halaman yang kita baca. Ada kehangatan di sana, ada pengalaman yang dibagikan, dan ada pemahaman bahwa setiap orang punya perjalanan hidupnya sendiri.  

    Kalau kamu lagi merasa butuh sesuatu yang berbeda, sesuatu yang bisa bikin kamu melihat dunia dari sudut pandang lain, coba deh cari novel lama. Mungkin ada satu buku di perpustakaan yang selama ini nggak pernah kamu lirik. Mungkin ada buku milik orang tua atau kakek nenekmu yang selama ini cuma jadi pajangan. Buka halamannya, biarkan ceritanya mengalir, dan siapa tahu, kamu akan menemukan bahwa novel itu seperti bercerita tentang dirimu sendiri.  

    Buat kamu yang suka cerita remaja dengan konflik keluarga yang relatable, novel ini recommended banget. Bahasanya ringan, alurnya mengalir, dan banyak pelajaran yang bisa diambil tanpa terkesan menggurui. Jadi, kalau lagi nyari bacaan yang asyik tapi tetap punya makna, "Mobil, Bokap, Gue" bisa jadi pilihan yang bagus.

    SERIUS! Emang selucu dan se-alay itu cerita tentang Dinar dan Riko, kalian wajib baca.

Lihatlah Langit Berbintang, Semua Akan Baik-Baik Saja

  


  Pernah nggak sih, kamu lagi duduk sendirian di malam hari, lalu tanpa sadar menatap langit? Ada sesuatu yang menenangkan dari melihat bintang-bintang berkelap-kelip di atas sana. Seakan-akan langit sedang bercerita, membisikkan sesuatu yang nggak bisa kita dengar dengan telinga, dan bisa kita rasakan dengan hati.

    Langit malam selalu punya cara untuk membuat kita merasa kecil, tapi sekaligus mengingatkan kalau dunia ini luas dan perjalanan kita belum berakhir. Bintang-bintang yang terlihat tenang di kejauhan itu sebenarnya adalah cahaya dari masa lalu, datang dari tempat yang sangat jauh, tapi tetap bisa sampai ke mata kita. Kadang hidup juga terasa seperti itu. Ada hal-hal yang kita anggap sudah berlalu, tapi masih menyisakan cahaya yang memberi arti di hidup kita.

    Ada malam-malam di mana kita merasa sendiri, di mana pikiran-pikiran berat datang tanpa diundang. Rasanya seolah dunia nggak berpihak, seakan nggak ada jalan keluar dari semua yang sedang kita hadapi. Tapi kalau kita menatap langit berbintang, ada perasaan yang berbeda. Ada ketenangan, ada rasa bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja.

    Langit yang kita lihat hari ini adalah langit yang sama dengan yang dilihat jutaan orang di berbagai belahan dunia. Mungkin ada seseorang yang juga sedang menatapnya dengan perasaan yang sama, bertanya-tanya tentang hidupnya, berharap menemukan jawaban. Dan mungkin, sama seperti kita, mereka juga sedang mencoba bertahan.

    Bintang-bintang itu tetap bersinar, meskipun di bawahnya ada dunia yang terus berubah. Meskipun ada malam-malam gelap yang terasa berat, bintang tetap ada di sana. Sama seperti harapan dalam hidup kita yang kadang redup, kadang hampir tak terlihat, tapi selalu ada.

    Hidup memang nggak selalu mudah. Ada hari-hari di mana kita merasa semuanya salah, di mana kita ingin menyerah dan berhenti saja. Tapi kalau kita bisa melihat ke langit dan menyadari betapa luasnya dunia, kita juga akan menyadari bahwa masalah kita bukan akhir dari segalanya. Kita hanya sedang melewati satu bagian kecil dari perjalanan panjang yang masih akan terus berjalan.

    Bintang-bintang di langit nggak pernah saling berebut untuk bersinar paling terang. Mereka ada di tempatnya masing-masing, dengan cahayanya sendiri. Sama seperti kita. Kita nggak harus selalu bersinar paling terang, nggak harus selalu terlihat kuat. Kita bisa mengambil waktu untuk diam, untuk sekadar menikmati malam dan membiarkan hati kita percaya bahwa besok akan lebih baik.

    Jadi, kalau kamu sedang merasa lelah, sedang merasa semuanya terlalu berat untuk ditanggung sendiri, coba lihat ke atas. Lihatlah langit berbintang, dan izinkan hatimu percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Sesulit apa pun hari ini, esok akan selalu membawa kemungkinan baru. Kamu nggak sendiri, kamu hanya sedang melewati bagian dari perjalanan yang akan membuatmu lebih kuat nanti.

    Langit malam selalu ada di sana, dengan bintang-bintangnya yang setia bersinar. Sama seperti harapan di dalam diri kita, yang mungkin sekarang terasa redup, tapi tetap ada. Jadi jangan menyerah. Percayalah, seperti bintang yang tetap bersinar dalam gelap, kamu juga akan menemukan cahaya di dalam perjalananmu.

    Untukku, untukmu, untuk kita.

Hidup Ini Milikmu

 


    Sering kali kita terlalu sibuk mikirin apa kata orang, terlalu takut bikin orang lain kecewa, sampai lupa kalau yang menjalani hidup ini adalah diri kita sendiri. Kita berusaha memenuhi ekspektasi orang lain, mengikuti jalan yang dianggap “benar” oleh mereka, dan akhirnya mengorbankan apa yang sebenarnya kita inginkan. Padahal, kebahagiaan diri sendiri jauh lebih berharga daripada sekadar mendapat pengakuan dari orang lain.

    Memilih kebahagiaan sendiri bukan berarti egois. Justru, itu adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri. Kita nggak bisa terus-terusan hidup dengan mengikuti standar yang ditetapkan orang lain kalau itu justru bikin kita merasa tertekan. Pada akhirnya, yang benar-benar tahu apa yang terbaik buat diri kita adalah kita sendiri.

    Banyak orang takut mengambil keputusan yang bertentangan dengan harapan orang lain. Takut dianggap salah, takut dijauhi, takut dikritik. Tapi kalau kita terus-terusan takut, kita akan terjebak dalam hidup yang nggak benar-benar kita nikmati. Hidup hanya sekali, dan rasanya sia-sia kalau dihabiskan untuk memenuhi keinginan orang lain, sementara hati sendiri nggak bahagia.

    Kadang, keputusan terbaik dalam hidup justru yang paling sulit diambil. Meninggalkan sesuatu yang nggak lagi membuat kita berkembang. Melepaskan hubungan yang hanya menyakiti. Berhenti melakukan sesuatu yang sebenarnya nggak kita inginkan sejak awal. Semua itu butuh keberanian, karena selalu ada ketidakpastian setelahnya. Tapi lebih baik menghadapi ketidakpastian daripada terus bertahan di tempat yang bikin kita nggak bahagia.

    Nggak ada keputusan yang benar-benar sempurna. Akan selalu ada konsekuensi, akan selalu ada risiko. Tapi kalau itu keputusan yang membuat kita lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih bisa jadi diri sendiri, maka itu sudah cukup. Kita nggak perlu menjelaskan pilihan kita ke semua orang, karena nggak semua orang akan mengerti. Yang penting, kita tahu kenapa kita memilihnya.

    Hidup ini milik kita. Kita yang akan menjalani setiap harinya, kita yang akan merasakan akibat dari setiap keputusan yang kita buat. Jadi, kenapa harus menyerahkan kendali hidup kita ke tangan orang lain? Jangan takut untuk memilih jalan yang menurutmu terbaik, meskipun orang lain nggak setuju. Jangan ragu untuk menempatkan kebahagiaanmu sebagai prioritas, karena kalau bukan kamu yang peduli dengan dirimu sendiri, siapa lagi?

    Kita nggak bisa membahagiakan semua orang, dan itu nggak apa-apa. Yang penting, kita bisa membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu. Karena ketika kita bahagia, kita akan lebih mampu memberi kebahagiaan ke orang lain dengan cara yang tulus, tanpa merasa terbebani.

    Jadi, kalau kamu sedang di persimpangan dan bingung harus memilih apa, coba tanya ke diri sendiri: keputusan mana yang akan membuatmu lebih damai? Keputusan mana yang akan membawamu ke hidup yang lebih baik? Apapun itu, selama itu datang dari hatimu sendiri, maka itu sudah cukup. Jalani, nikmati, dan percaya bahwa setiap pilihan yang kamu ambil untuk kebahagiaanmu akan membawa kamu ke tempat yang lebih baik.

Melangkah


    Hidup itu nggak pernah berhenti. Waktu terus maju, keadaan berubah, dan tanpa kita sadari, kita sudah ada di titik yang dulu mungkin nggak pernah kita bayangkan. Kadang, kita pengen berhenti sejenak, pengen mundur ke masa lalu, atau berharap bisa diam di satu titik yang nyaman selamanya. Tapi kenyataannya, hidup nggak akan nungguin kita. Apa pun yang terjadi, kita tetap harus berjalan, entah dengan langkah yang penuh semangat atau tertatih-tatih.  

    Ada saat-saat di mana semuanya terasa berat. Hari-hari yang diisi dengan kekecewaan, kesedihan, atau rasa putus asa. Rencana yang udah disusun dengan baik tiba-tiba gagal, harapan yang kita jaga dengan hati-hati justru hancur, dan kadang, kita merasa kehilangan arah. Mungkin kita merasa semua usaha yang dilakukan sia-sia, atau bertanya-tanya, "Kenapa harus aku yang mengalami ini?" Tapi meskipun rasanya sulit, meskipun kita ingin menyerah, hidup tetap berjalan.  

    Kita nggak selalu bisa mengendalikan apa yang terjadi dalam hidup. Ada hal-hal yang memang di luar kendali kita, dan nggak peduli seberapa keras kita mencoba, hasilnya tetap nggak sesuai harapan. Tapi yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita menyikapinya. Kita bisa memilih untuk larut dalam kekecewaan, atau kita bisa bangkit, menerima kenyataan, dan mencari jalan lain untuk melanjutkan hidup.  

    Hidup ini seperti sungai yang terus mengalir. Kadang tenang, kadang deras, kadang membawa kita ke tempat-tempat yang nggak kita duga. Kalau kita terlalu sibuk melawan arus, kita bisa kelelahan sendiri. Tapi kalau kita belajar mengikuti alurnya, memahami bahwa setiap peristiwa punya maknanya sendiri, kita bisa menemukan cara untuk bertahan dan bahkan menikmati perjalanan ini. Mengikuti alur bukan berarti menyerah, tapi lebih ke menerima bahwa nggak semua hal bisa kita paksakan. Ada hal-hal yang memang harus kita lepaskan, dan ada juga yang harus diperjuangkan dengan cara yang lebih bijak.  

    Tapi meskipun kita mengikuti alur kehidupan, bukan berarti kita cuma bisa pasrah begitu aja. Kita tetap bisa menentukan bagaimana cara kita menjalani hidup. Kita bisa memilih untuk bangkit meskipun jatuh berkali-kali. Kita bisa tetap berusaha meskipun hasilnya belum terlihat sekarang. Kita bisa tetap bersyukur meskipun hidup nggak selalu sesuai ekspektasi. Hidup mungkin nggak selalu baik, tapi bukan berarti kita nggak bisa menemukan kebahagiaan di dalamnya.  

    Kadang, kita merasa langkah kita terlalu lambat dibanding orang lain. Melihat orang lain yang sudah sampai jauh di depan, sementara kita masih tertatih-tatih di titik yang sama. Tapi hidup bukan perlombaan. Setiap orang punya jalannya sendiri, punya ritme dan tantangannya masing-masing. Yang penting bukan seberapa cepat kita berjalan, tapi seberapa kuat kita bertahan dan terus maju.  

    Kalau kamu lagi merasa capek, coba lihat ke belakang sebentar. Lihat sejauh mana kamu sudah berjalan. Ingat semua hal yang dulu terasa berat, yang dulu bikin kamu berpikir, "Aku nggak akan bisa melewati ini," tapi nyatanya, kamu masih di sini. Masih bertahan, masih mencoba. Itu sendiri udah luar biasa. Kasih apresiasi buat diri sendiri. Nggak perlu menunggu orang lain yang mengakui perjuanganmu, karena kamu sendiri tahu seberapa jauh kamu sudah melangkah.  

    Dan kalau sekarang kamu masih merasa ragu, masih merasa belum menemukan jalan yang tepat, nggak apa-apa. Semua orang punya masanya masing-masing. Ada yang cepat menemukan tujuan hidupnya, ada yang butuh waktu lebih lama. Yang penting adalah kamu terus bergerak, sekecil apa pun langkah itu. Pelan-pelan nggak masalah, yang penting jangan berhenti.  

    Hidup memang nggak selalu mudah. Akan ada hari-hari di mana semuanya terasa berat, di mana kamu merasa nggak kuat lagi. Tapi percayalah, selalu ada hari baik setelah hari buruk. Selalu ada hal-hal kecil yang bisa bikin kita tersenyum di tengah kesulitan. Selama kita terus berjalan, selama kita tetap membuka hati untuk menerima perubahan, kita akan menemukan jalan kita sendiri.  

    Jadi, apapun yang sedang kamu hadapi sekarang, jangan menyerah. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira. Kamu sudah melewati begitu banyak hal, dan kamu masih di sini, masih bertahan. Hidup akan terus berjalan, dan kamu juga pasti bisa. Tetap melangkah, sekecil apa pun itu. Karena setiap langkah yang kamu ambil, meskipun pelan, tetap membawa kamu ke depan.